jelaskan mengenai kiprah indonesia dalam gerakan non blok

Dirangkumdari berbagai sumber, Gerakan Non-Blok berawal dari Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, pada 1955. Sebanyak 29 negara mendeklarasikan tidak terlibat dalam Padabulan Agustus 1811, Inggris yang dipimpin Lord Minto berhasil mengalahkan Belanda, dan memaksa melakukan perundingan Kapitulasi Tuntang (11 Septermber 1811. Salah satu isinya menyatakan bahwa Pulau Jawa, Madura dan semua pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris. Kemudian Inggris menunjuk Thomas Stamford Raffles a Perkembangan Gerakan Non-Blok Gerakan Non-Blok muncul setelah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Dalam Dasasila Bandung dikemukakan tentang kemerdekaan, hidup ber- dampingan secara damai, serta kerja sama internasional untuk keuntungan bersama dan perdamaian. Berdasarkan hasil Konferensi Asia Afrika tersebut Jakarta(ANTARA) - Dasasila Bandung jadi dasar untuk menguatkan gerakan dan program yang dibawa Asian-African Youth Government (AAYG) selama lima tahun ke depan. “Kami berkomitmen untuk menghormati kedaulatan serta teritorial semua bangsa,” ujar Presiden Asian-African Youth Government (AAYG) Saddam Al Jihad dalam keterangan tertulis yang 2 Tujuan Gerakan Non Blok Gerakan Non Blok bertujuan meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur. 3. Pelaksanaan KTT Gerakan Non Blok a. KTT I GNB (1 – 6 September 1961) di Beograd, Yugoslavia, Pelaksanaan KTT I GNB ini didorong oleh adanya krisis Kuba. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Gerakan Non Blok GNB dalam bahasa Inggris disebut Non Aligned Movement NAM merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh negara-negara yang cinta damai serta negara-negara yang ingin berperan aktif dalam rangka menciptakan perdamaian serta keamanan dunia, yaitu dengan tidak beraliansi dengan blok-blok manapun. Organisasi ini beranggotakan lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia di didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar sebagai hasil kesepakatan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika yang dikenal dengan sebutan dasasila Bandung. Terdapat keterkaitan yang erat antara GNB dan dasasila Bandung tersebut. Keterkaitan tersebut dapat dilihat dari 1. Asas Gerakan Non BlokBerusaha untuk mendukung perjuangan kemerdekaan di berbagai tempat di dunia teguh perjuangan dalam melawan kolonialisme, neokolonialisme, serta Tujuan Gerakan Non BlokMengembangkan solidaritas diantara sesama negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemakmuran, serta serta dalam meredakan ketegangan dunia akibat pertikaian yang terjadi antara blok Barat dan blok untuk membendung segala pengaruh buruk, baik itu yang berasal dari Blok Barat maupun Blok kita mengetahui penjelasan mengenai gerakan non blok. Kita akan menjelaskan mengenai peran indonesia dalam gerakan non blok. Berikut adalah penjelasannya Masa Awal berdirinya Gerakan Non BlokSeperti yang telah kita ketahui, bahwa Indonesia merupakan negara penganut sistem politik luar negri Indonesia yang bebas dan aktif. Dalam menjalankan politik tersebut, Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam menjaga perdamaian serta keamanan dunia internasional, yaitu dengan mambantu penyelesaian berbagai persoalan serta persengketaan di berbagai kawasan dunia, serta penyelesaian diplomatik gerakan non blok di dunia presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Organisasi tersebut bersama dengan 4 kepala negara sahabat lainnya, yaitu Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana menterii India Pandit Jawaharlal Nehru, Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser, dan Perdana Menteri Ghana Kwame lahir sebagai suatu solusi atas beberapa kekisruhan yang terjadi di dunia internasional di sera tahun 1950-an, dimana pada waktu itu telah terjadi perang dingin antara Amerika Serikat dan uni Sovyet yang membawa dampak besar bagi beberapa negara, seperti Jerman, Vietnam, serta semenanjung satu alasan terjadinya perang dingin diantara 2 negara adikuasa tersebut adalah untuk memperebutkan negara-negara yang berada di kawasan Asia Timur serta Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, thailand, serta negara-negara yang banyak menghasilkan energi dunia seperti Qatar, Uni Emirat Arab, serta kelahiran Gerakan Non Blok adalah ketika terjadi Konferensi Asia afrika KAA di Bandung pada tahun 1955 dimana kurang lebih 29 kepala negara di kawasan Asia dan Afrika berkumpul guna melakukan identifikasi serta pendalaman berbagai masalah yang menimpa dunia kala itu, serta mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi kedua blok yang sedang bertikai Perkembangan Gerakan Non BlokIndonesia beranggapan bahwa hubungan luar negri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan antar bangsa baik itu regional maupun secara global melalui bernagai macam forum bilateral maupun multilateral yang ditujukan untuk kepentingan nasional dengan politik Luar negri bebas aktif sebagai landasannya. Kondisi tersebut diarahkan dengan ikut berperan aktif dalam mewujudkan tatanan dunia baru yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, serta keadilan sosial untuk meningkatkan hubungan kerja sama internasional, salah satunya adalah dengan memantapkan serta meningkatkan peranannya dalam Gerakan Non Blok. Adapun langkah yang ditempuh Indonesia dalam meningkatkan peranan di GNB adalah 1. Meningkatkan kerjasama antar negara-negara anggota Gerakan Non BlokSalah satu upaya yang dilakukan Indonesia pada masa perkembangan Gerakan Non Blok adalah dengan cara meningkatkan keeratan kerja sama yang telah dibangun antar sesama negara anggota GNB, terutama dalam perkembangan kerjasama di bidang teknik dan ekonomi. Hal tersebut merupakan perwujudan kerjasama Selatan-Selatan yang melibatkan negara-negara maju maupun lembaga-lembaga keuangan Berperan dalam penyelesaian masalah-masalah ekonomi internasionalIndonesia juga berperan dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam hubungan ekonomi internasional yang berperan dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Peran Indonesia tersebut salah satunya diwujudkan dengan meningkatkan dialog Utara – Selatan berdasar pada kepentingan dan tanggung jawab bersama, semangat kemitraan, saling ketergantungan, serta saling memberi Menjadi Pemimpin Gerakan Non BlokSejak tahun 1992 hingga tahun 1995, Indonesia mendapat kepercayaan untuk memimpin organisasi GNB tersebut, yaitu dengan terpilihnya Soeharto yang saat itu merupakan presiden Republik Indonesia ke-2 menjadi Sekretaris Jendral SekJen Gerakan Non Blok. Indonesia menjadi negara yang selalu setia serta komitmen terhadap prinsip serta aspirasi Gerakan Non Blok. Berbagai prestasi telah diraih Indonesia selama memimpin organisasi dunia tersebut, diantaranya adalah Pada masa kepemimpinannya di GNB adalah Indonesia telah mampu membawa organisasi tersebut dalam menentukan arah serta menyesuaikan diri terhadap adanya perubahan-perubahan yang terjadi secara dinamis, yaitu dengan cara melakukan penataan kembali prioritas-prioritas lama organisasi dan menentukan adanya prioritas-prioritas baru serta menetapkan pendekatan dan orientasi yang baru telah dianggap telah memberikan warna yang baru bagi organisasi tersebut, diantaranya adalah dengan menitikberatkan kerjasama pada pembangunan ekonomi yaitu dengan menghidupkan kembali dialog antara negara-negara telah dipercaya untuk membantu menyelesaikan pertikaian atau konflik regional di beberapa negara seperti kamboja, sengketa yang terjadi di laut cina selatan, serta gerakan separatis Moro di telah berhasil menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi KTT GNB yang ke-110 di Jakarta dan Bogor pada 1 hingga 7 September 1992. Dalam KTT tersebut telah berhasil merumuskan suatu kesepakatan bersama yang dikenal dengan “Pesan jakarta.” Yang di dalamnya terkandung visi dari Gerakan Non Blok, yaituVisi dari gerakan Non Blok Hilangnya keraguan sementara anggota khususnya relevansi GNB setelah berakhirnya perang dingin dan ketetapan hati untuk meningkatkan kerja sama yang konstruktif serta sebagai komponen integral dalam arus utama mainstream hubungan Gerakan Non Blok yang lebih menekankan pada kerjasama ekonomi internasional dalam mengisi kemerdekaan yang telah berhasil dicapai melalui cara-cara politik yang menjadi ciri yang menonjol dari Gerakan Non Blok kesadaran untuk semakin meningkatkan potensi ekonomi negara-negara anggota melalui peningkatan kerjasama pelaksanaan KTT tersebut, GNB dianggap telah mampu mendapatkan kembali kekuatan, keteguhan, serta kejelasan terkait tujuan-tujuannya yang murni. Semoga artikel ini juga artikel ppkn lainnya syarat menjadi presiden dan wakil presiden tugas dan fungsi TNI PolriBPUPKIfungsi DPR – Gerakan Non-Blok GNB didirikan pada tahun 1961, tepatnya tanggal 1 September. Pendirian Gerakan Non-Blok pada tahun 1961 dipelopori sejumlah tokoh, yakni Soekarno Indonesia, Gamal Abdul Nasser Mesir, Jawaharlal Nehru India, Kwame Nkrumah Ghana, dan Joseph Broz Tito Yugoslavia. Tokoh-tokoh pemimpin sejumlah negara Asia, Afrika, dan Eropa Timur yang baru saja meraih kemerdekaannya itu menginisiasi pembentukan Gerakan Non-Blok GNB untuk menyikapi situasi politik dunia pada era 1950-60an. Bagaimana sejarah, latar belakang hingga tujuan pendirian Gerakan Non-Blok? Jawabannya bisa dicermati dalam uraian di bawah ini. Latar Belakang Gerakan Non Blok Didirikan pada Tahun 1961 Latar belakang pendirian Gerakan Non-Blok tidak terlepas dari peta politik global setelah Perang Dunia Ii. Kala itu, dunia terbelah menjadi 2 blok utama Barat-Timur. Blok Barat merupakan aliansi politik pengusung ideologi Liberalisme-Demokrasi-Kapitalisme yang berada di bawah pengaruh Amerika Serikat dan Inggris. Sebaliknya, Blok Timur menjadi aliansi negara-negara pendukung ideologi sosialis-komunis yang kala itu dipimpin Uni Soviet Rusia. Berdasarkan catatan Nansy Rahman dalam Modul Sejarah 202013 terbitan Kemdikbud, meskipun kekuatan dua blok itu mendominasi percaturan politik dunia, masih banyak negara-negara lain yang sebenarnya bersikap netral. Negara-negara itulah yang kemudian bergabung dalam Gerakan Non-Blok GNB. Sudah disebutkan bahwa dua blok lahir sebelum GNB didirikan. Blok Barat terdiri dari eight negara, yakni Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belgia, Belanda, Norwegia, Luxemburg, dan Kanada. Sedangkan Blok Timur, memiliki anggota sejumlah 4 negara, mulai dari Uni Soviet, Cekoslovakia, Jerman Timur, dan Rumania. Hubungan negara yang sudah tidak perang namun masih berbeda kubu ini menjadi masalah dalam kehidupan internasional. Menanggapi situasi ini, negara-negara yang baru mendapatkan kemerdekaan di kawasan Asia-Afrika pun melakukan diskusi, tepatnya melalui Konferensi Asia-Afrika KAA di daerah Bandung, Jawa Barat. Mengutip situs Kemlu RI, Konferensi Asia-Afrika memiliki hubungan erat dengan Gerakan Not-Blok. Di pertemuan negara-negara anggota KAA di Republic of indonesia pada 1955 lahir kesepakatan “Dasasila Bandung.” Di dalamnya, termuat prinsip penyelenggaraan kerja sama internasional. Berlanjut setelah itu, tepatnya pada i-6 September 1961, diadakan lagi Konferensi Tingkat Tinggi KTT I di Beogard, Yugoslavia. Bertepatan dengan konferensi yang dihadiri oleh 25 negara ini, termasuk Indonesia, lahir organisasi negara netral, yakni GNB. Oleh karena itu, GNB ditetapkan resmi berdiri pada ane September 1961. Infografik SC Peran Republic of indonesia dalam Gerakan Non Blok. Tujuan Gerakan Non Blok Setidaknya terdapat tiga kesepakatan yang melandasi tujuan Gerakan Not-Blok, yakni Dasasila Bandung, pidato Jawaharlal Nehru, dan Deklarasi Havana 1979. Berdasarkan ketiganya, tujuan GNB pada akhirnya dirumuskan. Secara ringkas, tujuan GNB adalah mengawasi kedaulatan negara-negara netral anggota GNB serta menentang seluruh kejahatan internasional. Bentuk-bentuk kejahatan internasional yang ditentang Gerakan Non-Blok adalah imperialisme, neo-kolonialisme, kolonialisme, apartheid, rasisme, agresi militer, dan dominasi satu kubu di politik dunia. Lalu, perang dingin yang terjadi saat itu antara dua kubu juga menjadi alasan GNB untuk memiliki tujuan sebagai blok yang dapat mengakhiri perang tersebut. Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok Republic of indonesia memiliki peran penting dalam pendirian Gerakan Non Blok maupun aktivitas organisasi tersebut. Mulai dari langkah Republic of indonesia sebagai negara yang baru merdeka dan ingin meredakan ketegangan dunia akibat perang dingin, hingga upaya memelihara perdamaian internasional. Berikut ini beberapa poin tentang peran Indonesia dalam Gerakan Not Blok. 1. Menjadi pelopor GNB Soekarno, selaku presiden pertama Republic of indonesia, bersama empat pemimpin dunia lainnya menjadi pelopor berdirinya Gerakan Non-Blok. Presiden Soekarno juga memelopori penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang punya peran penting dalam pendirian GNB. ii. Menjadi tuan rumah pertemuan Peran Republic of indonesia bisa dilihat dari pelaksanaan KAA yang dilaksanakan pada 1955 di Bandung, Jawa Barat. Kala itu, negara-negara yang tidak memihak dua blok yang ada akhirnya menyatakan keinginan untuk bersikap netral. Ada 29 kepala negara Asia-Afrika yang baru merderka hadir dalam forum KAA 1955. Republic of indonesia pun pernah menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Not-Blok GNB ke-Ten yang diadakan di Djakarta, pada tanggal i-6 September 1992. 3. Menjadi Pemimpin GNB Selain menjadi tuan rumah KTT GNB ke-x, pada tahun 1992, Presiden Indonesia kedua, Soeharto, juga ditunjuk menjadi Ketua Gerakan Not-Blok. 4. Memiliki prinsip yang sama dengan GNB Indonesia yang telah merdeka menentang keras kejahatan internasional, terlebih lagi jika dilakukan dengan cara kemiliteran. Perdamaian yang dijunjung serta politik luar negeri bebas aktif yang dianut Republic of indonesia ternyata sejalan dengan prinsip GNB. – Pendidikan Kontributor Yuda Prinada Penulis Yuda Prinada Editor Addi M Idhom - Gerakan Non-Blok GNB atau Non-Aligned Movement NAM merupakan suatu gerakan yang dipelopori oleh negara-negara dunia ketiga, beranggotakan lebih dari 100 negara dan berusaha menjalankan kebijakan luar negeri dengan tidak memihak serta tidak menganggap dirinya beraliansi dengan Blok Barat atau Blok Timur. GNB didirikan pada 1 September 1961 yang dipelopori oleh sejumlah tokoh, yakni Soekarno Indonesia, Gamal Abdul Nasser Mesir, Jawaharlal Nehru India, Kwame Nkrumah Ghana, dan Joseph Broz Tito Yugoslavia. Mengutip dari Modul Sejarah Indonesia untuk kelas XII 2020 terbitan Kemdikbud, latar belakang didirikannya GNB yakni pada 1945, adalah ketika Perang Dunia II berakhir, muncul dua blok yakni Blok Barat Liberalisme-Demokratis-Kapitalisme dan Blok Timur Sosialis-Komunis. Negara di Blok Barat berjumlah lebih banyak yakni 8 negara Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norwegia, dan Kanada. Sedangkan, Blok Timur hanya terdiri dari 4 negara Uni Soviet, Cekoslovakia, Rumania, dan Jerman Timur. Dalam mempertahankan kedudukan masing-masing, Blok Barat membentuk NATO North Atlantic Treaty Organization dan Blok Timur membentuk Pakta Warsawa. Tak hanya itu, kedua blok tersebut masih mencari sekutu untuk menambah pertahanannya di Asia, Afrika, dan Amerika. Kedua blok tersebut sudah tidak terjadi perang, namun perbedaan kubu ini masih menjadi permasalahan dalam kehidupan internasional. Menanggapi situasi ini, negara yang baru mendapatkan kemerdekaan di kawasan Asia-Afrika pun melakukan diskusi, tepatnya melalui Konferensi Asia Afrika KAA di daerah Bandung, Jawa situs Kemlu RI, Konferensi Asia-Afrika memiliki hubungan erat dengan Gerakan Non-Blok. Pada pertemuan negara-negara anggota KAA di Indonesia pada 1955 lahirlah kesepakatan “Dasasila Bandung,” di dalamnya berisi prinsip penyelenggaraan kerja sama internasional. Infografik SC Peran Indonesia dalam Gerakan NonBlok. Setelah itu, tepat pada 1-6 Septermber 1961, diadakan kembali Konferensi Tingkat Tinggi KTT I di Boegord, Yugoslavia. Konferensi yang dihadiri oleh 25 negara ini, termasuk Indonesia, lahirlah organisasi negara netral, yakni GNB. Oleh sebab itu, GNB ditetapkan secara resmi berdiri pada 1 September 1961. Negara yang terlibat dalam GNB dan menghadiri KTT I yaitu Afghanistan, Aljazair, Arab Saudi, Burma, Kamboja, Sri Lanka, Kongo, Kuba, Cyprus, Ethiopia, Ghana, Guinea, India, Indonesia, Irak, Lebanon, Mali, Maroko, Nepal, Somalia, Sudan, Tunisia, RPA, Yaman, dan Indonesia dalam Gerakan Non-Blok Indonesia dapat dikatakan memiliki peran yang sangat penting dalam proses kelahiran GNB maupun aktivitas organisasi tersebut. Mulai dari langkah Indonesia sebagai negara yang baru merdeka dan ingin meredakan ketegangan dunia akibat perang dingin, hingga upaya memelihara perdamaian internasional. Selain sebagai salah satu negara pelopor yang turut mendirikan GNB, seperti yang dikutip kembali dari Modul Sejarah Indonesia untuk kelas XII 2020 terbitan Kemdikbud, Indonesia memiliki peran yang cukup besar dalam organisasi tersebut, di antaranya1. Sebagai salah satu negara penggagas KAA yang merupakan cikal bakal digagasnya Gerakan Non-Blok. Presiden pertama Indonesia, Soekarno memelopori penyelenggaraan KAA yang memiliki peran penting dalam pendirian GNB. Presiden soekarno bersama empat pemimpin dunia lainnya juga menjadi pelopor berdirinya Sebagai salah satu negara pengundang pada KTT GNB yang pertama. Hal tersebut dikarenakan Indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan besar dalam mengundang, serta mengajak negara lain untuk bergabung dalam Menjadi ketua dan penyelenggara KTT GNB yang ke X yang berlangsung pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan Bogor, Indonesia turut pula menjadi perintis dibukanya kembali dialog utara-selatan, yakni dialog yang memperkuat hubungan antara negara berkembang selatan terhadap negara maju utara.4. Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan KTT Non-Blok yang diadakan di Jakarta, pada tanggal 1-6 Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1992, presiden Indonesia kedua, Soeharto ditunjuk menjadi ketua Gerakan juga Sejarah Gerakan Non Blok Tujuan, Latar Belakang, & Peran Indonesia Wapres Ingin Anggota Non Blok Punya Tujuan yang Sama - Pendidikan Kontributor Yunita DewiPenulis Yunita DewiEditor Nur Hidayah Perwitasari Jakarta - Gerakan Non-Blok adalah salah satu peran bangsa Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia. Detikers sudah tahu belum, apa itu Gerakan Non-Blok atau GNB?Gerakan Non-Blok atau GNB adalah organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun. Dalam hal ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang menginisiasi berdirinya GNB bersama beberapa negara-negara Non-Blok lahir pasca Perang Dunia ke-2. Saat itu, berbagai ekosistem dan sektor-sektor penting hancur dan antar negara terpecah menjadi dua blok blok ini dipimpin oleh negara pemenang Perang Dunia ke-2 yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Mereka berambisi melebarkan pengaruhnya ke negara-negara lain di tersebut dikenal dengan Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan paham liberalisme-demokrasi dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dengan ideologi 8 negara yang ikut dalam Blok Barat, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norwegia, dan Kanada. Sedangkan Blok Timur terdiri Uni Soviet, Cekoslovakia, Rumania, dan Jerman dasar ini, ada beberapa negara yang tidak ingin berpihak kepada Blok Barat dan Blok Timur. Bersikukuh untuk tetap netral, negara-negara ini mendirikan Gerakan Non-Blok GNB yang memiliki sikap geopolitik yang putih, netral, dan tidak memihak kepada kedua blok Non-Blok akhirnya resmi ditetapkan pada saat Konferensi Tingkat Tinggi KTT I di Beograd, Yugoslavia pada 1-6 September Gerakan Non-BlokMenurut situs resmi Kementerian Luar Negeri, tujuan utama GNB awalnya sebagai upaya dukungan bagi hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas nasional negara-negara itu terdapat juga tujuan GNB yang lain, yaituPenentangan terhadap apartheidTidak memihak pada pakta militer multilateralPerjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialismePerjuangan menentang kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme, pendudukan, dan dominasi asingPerlucutan senjataTidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan secara damaiPenolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasionalPembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasionalKerja sama internasional berdasarkan persamaan hakNegara Pendiri Gerakan Non-BlokAda lima negara pendiri Gerakan Non-Blok yang diwakili oleh para pemimpin negara, yaituPresiden Sukarno IndonesiaPresiden Gamal Abdul Nasser Republik Persatuan Arab-MesirPM Pandit Jawaharlal Nehru IndiaPresiden Joseph Broz Tito YugoslaviaPresiden Kwame Nkrumah GhanaNegara yang menjadi inisiator ini juga menerapkan prinsip fundamental dalam organisasi Gerakan Non-Blok, yaituSaling menghormati integritas teritorial dan kedaulatanPerjanjian non-agresiTidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lainKesetaraan dan keuntungan bersamaMenjaga perdamaianPeran Indonesia dalam Gerakan Non-BlokDalam Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas XII oleh Irma Samrotul Fuadah, Indonesia memiliki peran yang besar dalam Gerakan Non-Blok, yakniSalah satu negara inisiator Konferensi Asia Afrika KAA yang merupakan cikal bakal digagasnya Gerakan satu negara pengundang dalam Konferensi Tingkat Tinggi KTT Gerakan Non-Blok yang ketua dan penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok yang ke X yang berlangsung pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan dialog utara-selatan, yaitu dialog yang memperkuat hubungan antara negara berkembang selatan terhadap negara maju utara.Itulah latar belakang, tujuan, negara pendiri, dan peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok atau GNB. Mudah dipahami kan, detikers? Simak Video "Cekrak-cekrek Berfoto di Depan Monumen Bersejarah, Bali" [GambasVideo 20detik] nir/nah Jakarta - Hai detikers, tahukah kamu jika Indonesia merupakan negara yang memiliki andil besar dalam perdamaian dunia? Yap, salah satu momentum penting yang membuat Indonesia harum namanya di dunia internasional adalah Gerakan Non-Blok atau itu Gerakan Non-Blok adalah suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun. Dalam hal ini, Indonesia merupakan salah satu negara yang menginisiasi berdirinya organisasi ini bersama beberapa negara-negara organisasi Gerakan Non-Blok ini lahir pasca Perang Dunia ke-2 yang menghancurkan berbagai ekosistem dan sektor-sektor penting. Dalam konteks politik, Perang Dunia ke-2 ini membentuk fragmentasi dari negara-negara yang terasosiasi dalam dua tersebut dikenal dengan Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dengan paham liberalisme-demokrasi dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dengan ideologi sosialisme-komunisme. Ada 8 negara yang ikut dalam Blok Barat, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norwegia, dan lain sisi, Blok Timur juga memiliki beberapa negara masuk ke dalam sistem, yakni Uni Soviet, Cekoslovakia, Rumania, dan Jerman Timur. Kemudian, mengapa dua negara ini yang memimpin? Karena Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan negara pemenang di Perang Dunia ke-2 dan berambisi melebarkan pengaruhnya ke negara-negara lain di upaya melakukan hegemoni pengaruh yang masif kepada negara-negara lain di dunia, maka Blok Barat membentuk NATO North Atlantic Treaty Organization dan Blok Timur membentuk Pakta Warsawa. Tidak hanya sampai disitu, kedua blok ini masih tetap mencari sekutu untuk menambah pertahanannya di Asia, Afrika dan dasar ini, ada beberapa negara yang tidak ingin berpihak kepada Blok Barat dan Blok Timur atau netral. Akhirnya, negara-negara ini mendirikan Gerakan Non-Blok GNB yang memiliki sikap geopolitik yang putih, netral, dan tidak memihak kepada kedua blok Gerakan Non-Blok resmi ditetapkan pada saat Konferensi Tingkat Tinggi KTT I di Beograd, Yugoslavia pada 1-6 September Gerakan Non-BlokAda lima negara pendiri atau pemrakarsa Gerakan Non-Blok yang diwakili oleh para pemimpin negara, yaituPresiden Sukarno IndonesiaPresiden Gamal Abdul Nasser Republik Persatuan Arab-MesirPM Pandit Jawaharlal Nehru IndiaPresiden Joseph Broz Tito YugoslaviaPresiden Kwame Nkrumah GhanaNegara yang menjadi inisiator ini juga menerapkan prinsip fundamental dalam organisasi Gerakan Non-Blok, yaituSaling menghormati integritas teritorial dan kedaulatanPerjanjian non-agresiTidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lainKesetaraan dan keuntungan bersamaMenjaga perdamaianPeran Indonesia dalam Gerakan Non-BlokDikutip dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kelas XII 2020 yang disusun oleh Irma Samrotul Fuadah, Indonesia memiliki peran yang besar dalam Gerakan Non-Blok, yakniSebagai salah satu negara inisiator Konferensi Asia Afrika KAA yang merupakan cikal bakal digagasnya Gerakan Non-BlokSebagai salah satu negara pengundang dalam Konferensi Tingkat Tinggi KTT Gerakan Non-Blok yang pertama. Hal ini terjadi, karena Indonesia merupakan salah satu pendiri dan berperan besar dalam mengundang mengajak negara lain untuk bergabung dalamMenjadi ketua dan penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok yang ke X yang berlangsung pada 1-7 September 1992 di Jakarta dan berperan dalam dibukanya kembali dialog utara-selatan, yaitu dialog yang memperkuat hubungan antara negara berkembang selatan terhadap negara maju utaraTujuan GNB atau Gerakan Non BlokDikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri, tujuan utama GNB awalnya pada upaya dukungan bagi hak menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas nasional negara-negara itu, terdapat juga tujuan GNB adalahPenentangan terhadap aparteid;Tidak memihak pada pakta militer multilateral;Perjuangan menentang segala bentuk dan manifestasi imperialisme;Perjuangan menentang kolonialisme, neo-kolonialisme, rasisme, pendudukan, dan dominasi asing; perlucutan senjata;Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan hidup berdampingan secara damai;Penolakan terhadap penggunaan atau ancaman kekuatan dalam hubungan internasional; Pembangunan ekonomi-sosial dan restrukturisasi sistem perekonomian internasional;Kerja sama internasional berdasarkan persamaan itu merupakan sejarah Gerakan Non-Blok serta negara pendiri dan peran Indonesia yang sangat luar biasa. Semoga menambah wawasan detikers! Simak Video "Cekrak-cekrek Berfoto di Depan Monumen Bersejarah, Bali" [GambasVideo 20detik] pal/pal

jelaskan mengenai kiprah indonesia dalam gerakan non blok